
Ilustrasi latihan Taekwondo. (Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)
Semarang, kahijinews.com – Seorang atlet taekwondo dari Balai Pemusatan Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLOP) asal Jawa Tengah, Agil Tri Nugroho (16) meninggal dunia saat menjalani latihan di bulan ramadan. Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) membentuk tim investigasi.
Kepala Disporapar Jateng, Agung Hariyadi mengatakan, peristiwa itu terjadi pada saat menjelang waktu berbuka puasa. Agil yang merupakan atlet asal Boyolali itu tiba-tiba pingsan diduga akibat kelelahan saat sesi latihan, Rabu (5/3/2025).
“Meninggal ketika melaksanakan kegiatan latihan rutin, mungkin karena daya tahannya kurang support sehingga kelelahan, pingsan,” kata Agung, dilansir dari detikJateng, Selasa (11/3/2025).
Agil yang masih duduk di kelas X itu, sempat mendapat penanganan medis di rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal sekitar pukul 22.00 WIB. Berdasarkan pemeriksaan medis, Agil diketahui tidak memiliki riwayat penyakit bawaan dan dalam keadaan sehat saat menjalani latihan. Adapun selain Agil, dua orang atlet lainnya juga mengalami kelelahan juga namun berhasil pulih kembali.
“Karena tingkat kelelahannya beda mungkin, ATN tingkat kelelahannya tinggi mungkin. Karena harapannya selesai latihan langsung berbuka, tapi belum sampai sana sudah terjadi kelelahan,” ungkap Agung.
“Kami masih melakukan pendalaman terhadap peristiwa ini sebagai bahan evaluasi program latihan kedepan. Kami juga telah menyampaikan kepada pelatih, kepala balai, agar program latihan dilakukan secara terukur,” imbuhnya.
Atas kejadian tersebut, pelatihan kepada para atlet diberhentikan sementara, melihat kondisi para atlet yang masih syok dan dalam keadaan berduka atas kehilangan satu teman seperjuangannya.
Sedangkan terkait kemungkinan adanya sanksi bagi pelatih, Agung menyebut masih dalam upaya pendalaman dan masih menunggu hasil investigasi dari tim yang dibentuk. Ia juga mengatakan, ini adalah peristiwa pertama yang terjadi selama puluhan tahun pembinaan atlet di PPLOP Jateng. Disporapar akan berupaya melakukan evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Pelatihan kita hentikan. Kita juga memahami kondisi mereka yang lagi prihatin, syok. Kita berikan materi trauma healing, motivasi, kemudian kita kuatkan dengan religi, ada pengajian. Kita hold semua kegiatan latihan, istirahat dulu,” kata Agung.
“(Ada kemungkinan sanksi bagi pelatih) Masih proses pendalaman, nanti setelah itu ada rekomendasi apakah ada evaluasi untuk pelatih dan segala macam. Nanti kita mengikuti hasil rekomendasi tim investigasi,” tegasnya.