
Foto: Titik Gempa di Rusia (dok.BMKG)
Jakarta, kahijinews.com – Gelombang tsunami melanda sejumlah kawasan di sepanjang Samudra Pasifik setelah gempa bumi berkekuatan 8,8 magnitudo mengguncang wilayah lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Selasa (29/7/2025) malam. Gempa dahsyat ini memicu peringatan tsunami secara global dan menyebabkan gelombang tinggi mencapai sejumlah negara di Asia dan Pasifik, termasuk beberapa wilayah di Indonesia.
Meski Indonesia tidak terdampak secara langsung oleh gelombang tsunami tersebut, namun BMKG sempat mengeluarkan peringatan waspada untuk kawasan timur Indonesia seperti Papua, Maluku Utara dan Sulawesi Utara, mengingat letak geografis yang lebih dekat dengan Samudra Pasifik.
“Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia dengan status waspada (ketinggian Tsunami kurang dari 0.5m)” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya, Rabu (30/7/2025), dilansir dari detik.com.
BMKG mencatat penambahan 13 wilayah di Indonesia yang terdampak mengalami tsunami minor. Berikut daftarnya:
- Jayapura DOK II, Indonesia (14:14 WIB) 0,3 meter
- Pel. Tapaleo, Halmahera Tengah (14:15 WIB) 0,1 meter
- Sarmi, Indonesia (14:20 WIB) 0,5 meter
- Sorong, Papua Barat, Indonesia (14:35 WIB) 0,2 meter
- Depapre Jayapura Papua, Indonesia (14: 45 WIB) 0,3 meter)
- Sausapor, Papua Barat (15:04 WIB) 0,3 meter
- Pel. Beo Talaud, Sulawesi Utara, Indonesia (15:14 WIB) 0,06 meter
- Pel. Daeo Majiko, Morotai, Maluku Utara (15:17 WIB) 0,08 meter
- Manokwari, Papua Barat (14:23 WIB) 0,15 meter
- Gebe, Maluku Utara (14:57 WIB) 0,11 meter
- Bitung Sulawesi Utara (14:20 WIB) 0,21 meter
- Manado, Sulawesi Utara (16:42 WIB) 0,08 meter
- Likupang, Sulawesi Utara (17:20 WIB) 0,14 meter
Sebagai infomasi, gempa dahsyat berkekuatan 8,8 magnitudo yang mengguncang wilayah timur jauh Rusia itu juga memicu peringatan tsunami di Jepang, AS, dan Filipina.
Di Rusia, gelombang menghantam pelabuhan dan perkampungan nelayan, menghanyutkan kapal dan merusak bangunan pesisir.
Hingga kini, belum ada korban jiwa dilaporkan secara resmi, meski beberapa warga dilaporkan terluka akibat reruntuhan dan terjangan gelombang tsunami.