
PCNU Bandung Barat Gelar "Pesantren Literasi" di Tiga Pesantren, Bangun Budaya Membaca & Menulis (foto : istimewa)
Bandung Barat, 17 Maret 2025 – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bandung Barat menggelar program “Pesantren Literasi” di tiga pesantren, yaitu Riyadlul Huda Ngamprah, Albidayah Cangkorah, dan Darul Falah Cihampelas. Kegiatan ini berlangsung pada 14-16 Ramadan 1446 H (14-16 Maret 2025) untuk membangun semangat literasi di bulan suci Ramadan.
Literasi: Sarana Membangun Peradaban Islam
Ketua LAZISNU Bandung Barat, H. Aceng Mukmin, menegaskan bahwa literasi memiliki peran besar dalam membangun masyarakat yang cerdas dan berakhlak.
“Ramadan adalah bulan ilmu dan hikmah. Dengan literasi, kita tidak hanya memahami agama dengan lebih baik, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih cerdas dan berakhlak,” ujarnya.
Kegiatan ini mengajak para santri untuk memahami literasi sebagai bagian dari ibadah dan pengembangan diri, bukan sekadar membaca dan menulis, tetapi juga sebagai alat memperkuat karakter serta memperluas wawasan keislaman.
Santri & Pesantren Jadi Pusat Gerakan Literasi
Ketua LP Maarif NU Bandung Barat, H. Aang Suryana, turut mengapresiasi kegiatan ini dan berharap santri bisa menjadi agen perubahan di masyarakat.
“Literasi adalah kunci peradaban. Ketika santri rajin membaca dan menulis, mereka akan memiliki pemahaman yang lebih luas dan bisa menjadi agen perubahan,” katanya.
Sementara itu, Ketua PCNU Kabupaten Bandung Barat, K.H. Yusuf Abdul Qodir, berharap kegiatan Pesantren Literasi dapat menjadi agenda tahunan.
“Kegiatan seperti ini harus terus berlanjut agar semangat literasi tumbuh di lingkungan pesantren dan masyarakat luas,” ujarnya.
Para santri pun menyambut baik program ini. Mereka merasa lebih termotivasi untuk menulis dan memperdalam ilmu dengan cara yang lebih luas.
“Kami jadi lebih semangat menulis dan memahami ilmu dengan lebih dalam,” ungkap salah satu santri peserta.
Dukungan & Harapan untuk Masa Depan Literasi Pesantren
Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk donatur yang berkontribusi dalam bentuk materi dan dukungan moral.
“Pesantren Literasi PCNU Bandung Barat menjadi bukti bahwa literasi dapat menjadi alat perubahan yang nyata. Dengan semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap ilmu, program ini diharapkan terus berkembang dan menjangkau lebih banyak pesantren,” tutup H. Aang Suryana.
Akankah Pesantren Literasi menjadi gerakan nasional? Mari dukung dan sebarkan semangat mencerdaskan umat melalui literasi!
(kahijinews)