
Pesawat Yemenia Airways kena rudal serangan Israel (Foto: Reuters)
Sana’a, kahijinews.com – Pesawat milik maskapai Yemenia Airways di Yaman hancur porak poranda akibat serangan rudal yang dilancarkan oleh militer Israel. Pesawat yang terparkir di landasan pacu Bandara Sanaa itu diketahui dijadwalkan untuk mengangkut jemaah haji.
Dilansir dari detik.com, insiden yang terjadi Rabu (28/5) lalu tersebut, menurut sebuath postingan di media sosial X oleh direktur bandara Sanaa, Khaled Al-shaief, asap hitam pekat terlihat mengepul di udara yang berasal dari pesawat yang terkena serangan rudal di landasan. Khaled mengatakan itu adalah pesawat operasional terakhir Yaman.
Pesawat tersebut hendak dinaiki jemaah yang akan melaksanakan ibadah haji tahunan di Mekkah. Akibat insiden tersebut puluhan jemaah terpaksa kembali ke rumah.
Menurut kelompok pemberontak Houthi di Yaman, bandara tersebut baru membuka kembali layanan komersial terbatas sejak pekan lalu, setelah ditutup akibat serangan besar Israel yang menghancurkan enam pesawat pada 11 hari sebelumnya.
Menteri pertahanan Israel, Israel Katz mengatakan bahwa serangan tersebut menargetkan “target teroris” Houthi di bandara Yaman yang dilancarkan sehari setelah kelompok itu menembakkan dua proyektil ke Israel.
“Jet-jet tempur Angkatan Udara baru saja menyerang target-target teror organisasi teroris Houthi di Bandara Sanaa dan menghancurkan pesawat terakhir yang tersisa,” kata menteri tersebut dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, beberapa minggu setelah dimulainya perang Israel-Hamas, Kelompok Houthi memulai serangan mereka terhadap kapal-kapal pengiriman di Laut Merah dan Teluk Aden pada November 2023, yang memicu serangan militer Inggris dan AS sejak Januari 2024.
Awal bulan ini, serangan Amerika yang intens digencarkan selama berminggu-minggu di wilayah-wilayah Yaman yang idikuasai kelompok tersebut diakhiri setelah Amerika Serikat menyetujui gencatan senjata dengan Houthi.
Namun kelompok Houthi terus menembakkan proyektil secara berkala ke Israel, termasuk serangan ke bandara Ben Gurion di Tel Aviv. Hal itu memicu Israel yang mengancam akan menyerang kepemimpinan kelompok Houthi sebagai target.