Kahijinews – Dalam sebuah pengungkapan yang mengejutkan, Save Our Soccer (SOS) mengungkap dugaan praktik pungutan liar (pungli) yang terjadi dalam proses seleksi wasit Liga 1 pada bulan Juni 2023. Koordinator SOS, Akmal Marhali, mengungkap bahwa pungli dilakukan untuk meloloskan wasit yang sebenarnya tidak lulus dalam ujian seleksi.
Praktik pungli ini terjadi dalam bentuk dimana beberapa oknum meminta sejumlah uang kepada wasit untuk memberikan kunci jawaban agar mereka dapat lolos dalam seleksi. Tes seleksi terdiri dari tiga kategori, yaitu Tes Fisik dengan bobot nilai 60, Tes Law of The Games (LOTG) dengan bobot nilai 20, dan Tes Video dengan bobot nilai 20.
“Sejumlah wasit mengaku diminta uang sebesar Rp 500 ribu untuk mendapatkan bocoran jawaban soal. Atau ada paket sebesar Rp 1 juta untuk mendapatkan bantuan agar lolos dalam tes fisik dan tes LOTG. Pelaku-pelaku ini harus diungkap dan diberikan hukuman yang berat,” ungkap Akmal.
Akmal juga mengungkap bahwa dari hasil tes LOTG, ada lima wasit Liga 1 yang mendapatkan nilai sempurna 100 (bobot nilai 20). Sementara itu, untuk asisten wasit Liga 1 terdapat tujuh orang yang mendapatkan nilai sempurna. Pada tes LOTG untuk wasit Liga 2, terdapat tiga orang yang mendapatkan nilai sempurna dan dua asisten wasit yang mendapatkan nilai 100.
“Ditemukan praktik pungli yang dilakukan dengan memberikan bocoran jawaban dan bantuan agar lolos dalam seleksi. Pengumpulan uang ini dilakukan oleh beberapa oknum, seperti AP, RM, dan FF, kemudian diserahkan kepada AD dan FK. Ini adalah fakta yang bukanlah fitnah,” tambahnya.
Akmal mendesak Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, untuk segera membentuk Tim Pencari Fakta Independen guna menyelidiki kasus ini secara menyeluruh. Beberapa wasit yang dimintai uang juga menyatakan siap memberikan kesaksian jika tim tersebut dibentuk.
“SOS telah mengumpulkan beberapa bukti pendukung untuk kasus ini, bahkan sejumlah wasit siap memberikan kesaksian jika Tim Pencari Fakta Independen dibentuk. Mereka merasa takut akan diblacklist jika mereka mengungkapkan secara terbuka,” tegas Akmal.
Pungutan liar (pungli) merupakan masalah serius yang harus segera diselesaikan. Hal ini mengarah pada eksistensi sindikat mafia wasit yang selama ini menjadi isu krusial di dunia sepak bola Indonesia. Terlebih lagi, baru-baru ini, Erick Thohir bersama Kapolri Listyo Sigit Prabowo telah menyatakan tekad untuk memberantas mafia dan segala bentuk afiliasinya dalam sepak bola Indonesia.
“PSSI harus segera membentuk Tim Pencari Fakta Independen untuk menyelidiki kasus pungli dalam seleksi wasit. Praktik ini secara mental berdampak pada kepemimpinan wasit di lapangan. Tindakan tegas harus diambil terhadap pelaku pungli, sementara para wasit yang mengungkapkan kasus ini harus diberikan apresiasi atas keberanian mereka,” tegas Akmal.
Skandal ini telah menggemparkan dunia sepak bola Indonesia. Diharapkan tindakan yang diambil oleh PSSI dan pihak berwenang dapat membersihkan sepak bola Indonesia dari praktik-praktik yang merugikan integritas dan fair play. Semua pihak harus berkomitmen untuk membangun dunia sepak bola yang lebih transparan dan profesional di masa depan.