Kahijinews – Kejuaraan renang bertajuk ‘West Java Swimming Series (WJSS) 2024 – Championship And Short Course’ telah sukses digelar di tiga daerah di Tanah Pasundan. Kesuksesan kompetisi yang mampu menggaet puluhan ribu atlet renang di Jabar ini tidak terlepas dari peran Ketua Pelaksana sekaligus Ketua IV Pengurus Provinsi (Pengprov) Akuatik Indonesia Jawa Barat, Mohamad Arfiman Yosep.
Even kejuaraan tersebut, sebenarnya merupakan event rutin tahunan yang dilaksanakan Pengprov Akuatik Indonesia Jabar sejak tahun 2022. Pada gelaran tahun 2024, event digelar di tiga daerah yakni Kolam Renang UPI Kota Bandung pada 24–26 Mei 2024, Kolam Renang Catherine Surya Kota Cirebon pada 26–28 Juli 2024, dan ditutup di Kolam Renang RAA Adiwidjaja Kabupaten Garut pada 25–27 Oktober 2024.
Meski merupakan event rutin tahunan, namun Mohamad Arfiman Yosep memberikan ‘sentuhan’ berbeda pada tahun ketiga pelaksanaan kompetisi renang antar perkumpulan/klub yang digelar secara berkesinambungan (series) tersebut. Tidak hanya dari sisi kemasan acara yang lebih tertata, namun juga dari sisi aturan yang diterapkan bagi peserta kejuaraan.
“Kalau dari sisi jumlah peserta, target 1000 atlet di setiap seri kejuaraan mampu dicapai dan itu memang sudah hal yang biasa dalam sebuah kejuaraan renang. Namun yang jadi tantangan adalah bagaimana kita mengoptimalkan potensi tersebut agar kejuaraan renang ini memiliki nilai yang lebih, tidak hanya sekedar menggelar pertandingan saja,” kata pria yang akrab disapa Arfi saat ditemui wartawan di gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Senin (14/11/2024).
Melalui ‘sentuhan’-nya, gelaran West Java Swimming Series (WJSS) 2024 – Championship And Short Course’ berlangsung lebih terencana, tertata, dan meriah. Baik pada pelaksanaan seri di Kota Bandung, Kota Cirebon, maupun seri penutup di Kabupaten Garut.
Tak hanya dari sisi pelaksanaan pertandingan, keberhasilan gelaran West Java Swimming Series (WJSS) 2024 – Championship And Short Course’ pun terlihat dari sisi prestasi. Setidaknya sembilan rekor kelompok usia di Jabar berhasil terpecahkan pada tiga gelaran seri.
Yakni di nomor 50 meter gaya dada putri KU 4, 100 meter gaya kupu-kupu putri KU 3, 100 meter gaya punggung putri KU 4, 100 meter gaya dada putra KU 2, dan 50 meter gaya kupu-kupu putri KU 4. Lalu di nomor 50 meter gaya punggung putri KU 4, 100 meter gaya kupu-kupu putri KU 4, 50 meter gaya dada putra KU 2, dan 1500 meter gaya bebas putra KU 2.
“Sembilan pemecahan rekor kelompok usia ini menunjukkan kualitas pertandingan yang meningkat. Tak hanya itu, atlet pun hampir mengikuti semua seri kejuaraan karena kita menerapkan aturan yang secara tidak langsung mewajibkan klub untuk mengikuti semua seri. Kalau di pelaksanaan sebelumnya, terkadang ada klub atau atlet yang hanya ikut di satu seri saja atau memilih mengikuti seri tertentu,” kata Arfi yang memimpin Bidang Sport Industri dan Teknologi Pengprov Akuatik Indonesia Jabar ini.
Selain dari pelaksanaan pertandingan serta pencapaian prestasi atlet, gelaran West Java Swimming Series (WJSS) 2024 – Championship And Short Course’ pun mulai menggandeng berbagai stakeholder tekait. Mulai dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jabar serta kota/kabupaten, pengcab Akuatik Indonesia kota/kabupaten, pihak sponsor, hingga pelaku UMKM di kota/kabupaten lokasi pelaksanaan kejuaraan.
Kondisi ini mulai mendorong kejuaraan-kejuaraan di cabang olahraga renang, umumnya cabang akuatik, dikenal oleh pihak sponsor sebagai media untuk mengenalkan produk-produk mereka. Sehingga cabang olahraga renang, umumnya cabang akuatik, mulai beranjak menuju sport industry maupun sport tourism yang banyak digaungkan.
“Kami berusaha menerapkan konsep sport industry maupun sport tourism ini pada kejuaraan West Java Swimming Series (WJSS) 2024 – Championship And Short Course’. Selain dari sisi pemassalan cabang olahraga renang, dan melahirkan atlet atlet potensial untuk pencapaian prestasi lebih tinggi di ajang PON maupun prestasi dunia, tapi dari sisi industri pun kita sudah memulai. Kami harapkan kedepan, cabang olahraga renang ini unggul dari sisi pembinaan berkelanjutan, prestasi maupun kemandirian organisasi yang tidak hanya bergantung pada dana operasional (DOp) KONI Jabar saja tapi juga ditopang pihak-pihak sponsor dan pihak lainnya,” Arfi menegaskan.
Terus Berprestasi Akuatik Jawa Barat menuju Prestasi Dunia 2032 !!