
Foto: Rayyan Arkan Dikha, sosok penari cilik di pacu jalur Kuansing yang viral. (Dok. Istimewa)
Jakarta, kahijinews.com – Media sosial lokal maupun internasional kini tengah terhipnotis oleh sebuah tradisi yang disebut dengan Pacu Jalur. Sebuah tradisi penuh adrenalin dan warisan budaya yang kaya dari Riau, Indonesia. Viralnya pacu jalur itu karena tari sosok penari cilik pacu jalur Kuantan Singingi, Riau bernama Rayyan Arkan Dikha. Aksi hebatnya di atas jalur viral hingga bocah 11 tahun tersebut dijuluki ‘Aura Farming’.
Balapan perahu tradisional tersebut semakin viral di media sosial karena banyaknya netizen yang membuat video parodi seperti aksi Dikha di atas perahu. Tak main-main, klub-klub sepakbola kelas dunia semacam PSG dan AC Milan turut membuat parodinya, seperti bintang sepakbola top Neymar. Begitupun para selebritas dunia.
Dilansir dari detikcom, Dikha mengaku senang atas keviralan dirinya di media sosial. Atas prestasinya yang luar biasa ia pun banyak dapat penghargaan. Salah satunya mendapatkan gelar Duta Pariwisata Riau, serta beasiswa pendidikan.
“Senang (menjadi viral),” kata Dikha kepada detikcom di Gedung Trans TV, Jakarta Selatan, Rabu (9/7/2025).
Dalam waktu dekat, pacu jalur (balap perahu) yang viral karena aksi Dikha akan dilagakan pada Festival Pacu Jalur tingkat nasional di Tepian Narosa, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau, 20-24 Agustus 2025 mendatang.
Menurut Menteri Kebudayaan Fadli Zon, momentum viral ini menjadi internasionalisasi tradisi pacu jalur, contohnya bisa mengundang pemain asal luar negeri untuk semakin mengenalkan tradisi ini ke dunia.
“(Momen viral ini) menjadikan ekspresi budaya itu mendapat respons atau menjadi percakapan selebritas dunia, dan tokoh di bidang lain, seperti olahraga. Ini menjadi cara kita mempromosikan tradisi dengan cara-cara unik,” kata Fadli di Taklimat Media dengan Dhika di Gedung A Komplek Kemendikbud, Jakarta, Rabu (9/7/2025).
“Kami ingin nanti bisa mengundang pemain internasional,” imbuhnya.
Untuk lebih lanjut, Fadli menambahkan pihaknya juga berencana mengusulkan tradisi pacu jalur ke Organisasi Pendidikan, Ilmiah, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) agar dapat diakui dunia sebagai warisan budaya takbenda UNESCO.
Diketahui tradisi pacu jalur ini telah masuk daftar warisan budaya takbenda Indonesia sejak 2014.
“Antriannya panjang tapi kita akan perjuangkan. Kita siapkan naskah akademik, dossier (berkas), dengan info yang ada akan menjadi lebih mudah untuk kita usulkan ke UNESCO,” ujarnya.